Pada tahun 2006, PT Pindad (Persero) terlibat dalam program pengembangan
roket nasional D230 yang digagas Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)
dalam bentuk sebuah konsorsium nasional yang beranggotakan Kemenristek, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN), beberapa perguruan tinggi, serta perusahaan BUMN seperti PT Dirgantara
Indonesia (Persero), PT Krakatao Steel (Persero), dan PT LEN Industri (Persero).
Proyek konsorsium nasional ini juga mendapatkan bantuan narasumber dari TNI.
Roket D230 yang dikembangkan konsorsium ini adalah roket pertahanan sistem
balistik dengan diameter 122 mm dengan daya jangkau 20-30 kilometer.
Pengembangan roket nasional ini dilakukan dengan menempuh tahapan engineering yang ideal, yaitu dimulai
dari design requirement and objective,
detail design, manufacturing, dan
testing (laboratorium, statik, dan dinamik).
Dalam konsorsium ini, sesuai kompetensinya, PT Pindad bertugas untuk
mengembangkan dan membuat warhead (hulu
ledak), fuze, rupture disc, dan
kendaraan peluncur MLRS (Multi Launcher
Rocket System) untuk laras tunggal, empat, delapan, dan enam belas.
Selanjutnya, dibuka kerjasama antara Kemenristek dengan Kementerian Pertahanan
untuk mengembangkan D230 menjadi R-Han 122. Roket hasil penyempurnaan ini
diluncurkan pada tahun 2009 di Air
Shooting Range (ASR) milik TNI-AU) di Lumajang, Jawa Timur, dan tahun 2010
di Puslatpur Baturaja, Sumatera Selatan.